Berteman dengan gelap

Akhir-akhir ini kota padang sudah tidak asing lagi dengan kegelapan. Meskipun itu bisa dimanfaatkan untuk introspeksi diri, tapi kalau keseringan ya lama-lama bosan juga. Tidak tahu sampai kapan mati lampu bergilir terjadi di kota Padang. Tapi saya yakin sekali bahwa banyak diantara kita yang merasakan dampaknya, terutama dampak negatif.


Kenapa saya mengatakan banyak dampak negative?! Karena kita bisa melihat kejadian-kejadian yang dapat beresiko mendatangkan kerugian. Misalnya seperti kerusakan barang elektronik, karena sering mati hidup mati hidup. Resiko kebakaran, disebabkan karena lilin. Dan saya ‘Kaum Minoritas’, yang sangat disayangkan adalah nasib para pengusaha yang mengandalkan listrik sebagai penggerak usaha mereka. Misalnya seperti warnet. Seperti kejadian kemarin, ketika saya baru asyik browsing, eh tiba-tiba listrik mati, dan ketika saya tanyakan dengan pihak operator warnet di tempat saya main tersebut, dia mengakui bahwa omsetnya sangat turun drastis. Kasian bukan..?


Semoga pemerintah dapat cepat tanggap dalam menangani krisis listrik yang terparah (menurut saya) saat ini. Karena mandate dari pemerintah sedikit banyaknya akan mempengaruhi kesigapan PLN dalam menangani hal ini. Nggak tahu ah…, bosen ngomongin mati lampu. Karena beberapa teman saya selalu bicara tentang mati lampu, mati lampu, mati lampu, dan mati lampu lagi. seolah kita sebagai masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan perusahaan Negara (terutama yang bermain tunggal/monopoli). Semoga Allah mendengar dan mengabulkan jeritan kita sebagai Kaum Minoritas. Amin…


Ayo Padang, meskipun Kota Padang sering gelap, tapi saya tetap cinta dengan Kota Padang.

Tidak ada komentar: