Malu aku malu

Krisis listrik memang benar-benar membuat kita merasa resah dan gelisah. Seperti lagunya Obbie Messakh, “Malu aku malu, pada negara lain. Karna listriknya, disana tak pernah mati.., sedangkan disini, menatap lilin, menanti terang jawabku..”

Perubahan yang terjadi sekarang ini, terutama dalam hal ini menuntut kita untuk pandai-pandai memanajemen-kan waktu. Karena kita harus merubah dan mencari aktivitas apa yang harus dilakukan. Ibaratnya, ketika proses pemadaman berlangsung, jika tidak kreatif maka waktu produktif kita akan berkurang. Terutama bagi anda yang bekerja dengan mengandalkan listrik, sama halnya seperti saya, yang kuliah sambil bekerja sebagai tukang ketik di sebuah rental komputer. Karena tidak sanggup membeli genset, maka otomatis harus pandai mengatur waktu kalau ada kerjaan. Selain itu karena PLN juga tidak memiliki kepastian tentang jadwal mati lampu bergiliran ini. Kadang-kadang sekali 3 jam, kadang-kadang 6 jam, dan kadang-kadang baru hidup mati lagi.

Benar-benar sulit ditebak, apa maksud dari semua ini. Seolah sebuah realita yang sangat luar biasa. Karena kita semua tahu bahwa listrik adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar bagi kita semua. Ratusan juta warga di Indonesia membutuhkan listrik, sungguh tidak terbayangkan.

Pendapat yang ditemukanpun sungguh kontroversial, membingungkan, mengerikan, semuanya sepertinya memiliki pendapat serta argumentasi yang berbeda-beda. Meskipun di berita kita dapat melihat bahwa semua ini akan pulih dengan proses dan waktu yang masih sangat panjang. Kalau iya seperti itu, apakah di hari-hari kemarin tidak terfikirkan tentang itu. Sebuah perusahaan biasanya telah memikirkan, setidaknya merencakan untuk mengantisipasi jika seandainya terjadi hal-hal yang diinginkan, minimal telah menyediakan biaya maintenance.

Berapa banyak kerugian dari semua ini, meskipun saya tidak tahu pasti. Tapi sebagai rakyat kecil kita semua memiliki hak, hak untuk hidup layak. Tapi bukan berarti kita manja, manja karena harus mendapatkan listrik layak. Tapi listrik merupakan sebuah fasilitas yang harus disediakan oleh suatu Negara demi pembangunan (termasuk ekonomi) Negara tersebut. Kok jadi sewot saya ya?!

Serba salah. Yang susah jadi tambah susah, yang senang jadi tambah senang. Tapi biarlah, yang terpenting Allah selalu melindungi kita semua, terutama selalu melindungi warga Padang dan diberikan ketabahan atas kejadian ini. Semua ini saya yakin ada hikmahnya. Semoga PLN tidak lama-lama ngambeknya, agar bangsa Indonesia tidak menjadi omongan bangsa lain. Amin..

Tidak ada komentar: