Ketika iman mulai dipertanyakan

Zaman sekarang kehidupan serba duniawi. Tidak sedikit orang yang rela mengorbankan sesuatu hal (meskipun itu harga diri) demi mendapatkan keinginannya. Banyak sekali realita yang terjadi seperti itu, melakukan suatu hal tanpa memikirkan orang lain, ataupun tanpa memikirkan dampaknya bagi diri sendiri.

Apakah memang zaman sudah menuntut seperti itu sekarang? Atau memang manusia sudah tidak lagi memiliki iman?

Itu pertanyaan-pertanyaan yang sering ada dalam benak saya. Dan ketika saya mulai mencari jawabannya, ternyata jawaban dari pertanyaan tersebut semakin kabur. Setidaknya sayapun menyadari, bahwa segala hal yang ada di dunia ini hanya sementara. Namun bukan berarti semua hal dapat menjadi mudah tanpa memikirkan hal-hal yang sekiranya bisa merusak ataupun merugikan orang lain. Misalnya saja, terkadang saya menganggap kehidupan ini layaknya sebuah judi. Bertaruh untuk mendapatkan suatu hal dan mengorbankan hal yang seharusnya menjadi kewajiban bagi manusia (umat muslim khususnya), yaitu sholat. Padahal sudah jelas bahwa sholat adalah sebuah kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan. Dan juga dengan sholat kita justru dapat menambah keyakinan serta petunjuk-petunjuk untuk menjalani kehidupan ini. Susah ataupun senang, terkadang kita lupa kepadaNya. Padahal sudah jelas-jelas diketahui bahwa semua yang kita lalui adalah ujian dariNya.

Apa yang telah kita lakukan, serta apa yang kita cari pada dasarnya hanya bersifat hasrat atau nafsu belaka. Memang ada beberapa diantaranya yang menjadi kebutuhan. Tapi diri (batin) ini juga memiliki kebutuhan untuk melepaskan dahaganya, yaitu dengan sholat. Jadi, adilkah manusia jika mereka selalu berusaha untuk mengabulkan keinginan demi keinginannya, sementara kebutuhan dalam diri kita juga seharusnya dipenuhi.

Sungguh pelik memang jika kita mencoba mengungkap semua ini. Tetapi memang hal ini memang berpulang dari masing-masing individu. Dan ketika iman mulai dipertanyakan, maka pastinya salah satu diantara kita telah memikirkan seuatu hal yang sebenarnya menjadi kewajiban. Kewajiban untuk memenuhi kebutuhan duniawi dan juga akhirat. Kewajiban untuk menjaga semua itu menjadi seimbang.

Tidak ada komentar: