Banjir oh banjir

Di Indonesia ada satu hal yang menjadikan kita menyadari bahwa ternyata harus lebih bijaksana terhadap lingkungan dan alam. Selain pesta demokrasi menjelang pemilihan umum, berita tentang banjir juga seakan menjadi bayangan. Ketika banjir sudah terjadi, siapa yang mau disalahkan?!? Kita tidak bisa menyalahkan bahwa penyebab banjir sepenuhnya adalah karena kesalahan pemerintah daerah. Karena sisi lain, kebijksanaan kita juga merupakan menjadi pemicu banjir itu sendiri. Di Jakarta, Solo, Kalimantan, dan masih ada daerah-daerah lainnya. Realita yang menurut saya sebenarnya adalah luar biasa. Jakarta, mengingat sebagai Ibukota Indonesia, ternyata justru tidak luput dari banjir.

Bukan hanya banjir dalam bentuk air saja, tetapi juga banjir spanduk, stiker, ataupun baliho-baliho yang disepanjang jalan protokol (bahkan sampai gang-gang) dipenuhi dengan promosi Caleg. Banyaknya partai yang ada sekarang ini membuat mata saya jadi jereng, “Jalan kesitu spanduk, jalan ke situ stiker, jalan kesitu baliho, sampe-sampe kalo jalan-jalan jadi lupa mau kemana (hihihi..)”.

Masih banyak yang harus dibenahi di Negara tercinta ini. Selain infrastruktur pembangunan, tetapi juga bagaimana caranya agar kita bisa hidup makmur. Harapan saya pada postingan banjir oh banjir ini hanyalah menginginkan sebuah kedamaian dan kesejahteraan yang sebenarnya untuk kita semua. Bersikap bijaksana dan peduli terhadap lingkungan, serta menjadikan pesta demokrasi di Indonesia lancar, ditambah juga dengan pemimpin kita yang bijaksana kelak, Insya Allah Indonesia bisa terlepas dari istilah negara yang berkembang menjadi bertumbuh.

Tidak ada komentar: